Kamis, 10 Desember 2009
Iman seseorang
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada kitab Allah
3. Iman kepada Malaikat Allah
4. Iman kepada Rosul-rosul Allah
5. Iman kepada Qodhlok dan Qodar Allah
6. Iman kepada Hari Akhir(hari kiamat)
Dari kesemua itu kita harus yakin dan mengimani apa yang menjadi rukun diagama kita yaitu Islam Agama yang lurus dan benar. janganlah engau cuma tau, akan tetapai engkau tidak melaksanakan apa yang ada dalam pendoman agamamu, yaitu Islam. Bahwa sanya orang orang yang hanya tau pendoman/kewajiban/larangan dan laim-lain, akan tetapi tidak mengamalakannya maka bangkurtlah ia didunia dan akhirat.
Iman seseorang di ibaratkan sebagai termometr bisa naik dan bisa turun disaat ia bimbang atau terpengaruh nafsu duniawi/nafsu Syatan, maka turunlah iman seseorang tersebut. Memang menjaga iman itu sulit dan berat bagikita,
Senin, 30 November 2009
ketaqwaan
MEMAHAMI IMAN
Secara umum, iman seseorang sering diartikan sebagai kepercayaan atau keyakinan yang mantap akan adanya Allah SWT, para malaikat, kitab kiab nya, para Rasul nya, hari kiamat, dan takdir (baik ataupun buruk).
Iman merupakan perbuatan qolbu yang (seharusnya) berimplikasi sosial.Sebagai mana sabda Nabi SAW yang artinya :
“ Bahwasanya iman itu mengetahui dalam qolbu, dan pengakuan dengan lisan serta pekerjaan dengan anggota tubuh’’ (HR.Ibnu Majah)
Konsekunsinya logis dari keimanan yang hakiki adalah mematuhi segala larangan Allah SWT. Kerangka inilah yang sebenarnya yang seharusnya menjadi Orientasi seorang muslim dalam melakukan perbuatan baik. Namun bukan berarti tanpa iman manusia tidak bisa berbuat baik. Seorang yang yang tida memiliki keimanan yang kuat pun dapat melakukan perbuatan baik. Hanya saja kadangkala kebaikan yang ia perbuat lebih bersifat semu, yang selau mengharapkan balasan sebagai imbalan dari perbuatannya. Jika balasan itu tidak ada, kecewalah dia.
Dalam Al Qur’an pada surat Al Fatiha ayat ke 5 yang berbunyi
: Artinya
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
Iman juga berfungsi sebagai alat control yang efektif. Seorang yang beriman akan berpikir panjang untuk melakukan sesuatu yang tercela, apalagi sampai merugikan orang lain. Sebab, walaupun tidak ada orang yang mengetahuinya, iya yakin Allah SWT. Dapat melihatnya, Allah maha tahu dan maha pemdengar terhadap apa yang diperbuat hamba – nya, sekecil apaun perbuatan itu. Bahkan hal - hal yang belum dikerjakan, Allah SWT juga mengeahui dengan jelas.
Orang yang beriman senantiasa merasa ada yang mengintai dalam setia detak jantung, desah nafas serta desir darahnya. Dan itu akan menjadi penerang / pengingat bagi manusia untuk berbuat hal - hal yang mengandung dosa. Allah SWT berfirman:
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (Al Zalzalah:7 -8)
Lain halnya dengan orang yang tidak beriman. Mereka begiu gampang melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Takpeduli bertentangan dengan hukum. Padahal, sudah jelas bahwa setiap dosa, sekecil apaun akan mendapatkan siksa yang pedih di ahkirat nanti. Namun merka tutup mata, seolah tidak tahu dan tidak takut menerima balasan adzab dari Allah SWT. Yang penting tujuan tercapai, cara apapun halal.
Orang yang beriman hatinya akan terjauh dari sifat - sifat tercela. Sifat hasud, riya’ dan takabbur akan pergi dari hatinya, karena ia yakin bahwa semua nikmat, baik berupa harta, jabatan dan lain sebagainya adalah dari Allah SWT. Di dalam dirinya tidak akan muncul sifat sombong atas nikmat yang dia peroleh, karena tertanam keyakinan bahwa harta adalah titipan Allah yang harus dipergunakan untuk kebaikan. Begitu pula hati akan bersih dari sifat dengki karena dia sadar bahwa nikmat yang didapat oleh orang lain itu merupakan karunia Allah SWT.
Tetapi mengapa banyak orang yang mengatakan bahwa ia beriman, sedangkan mereka berbuat tercela ?.......
Persoalanya adalah sejauh mana iman itu dapat berfungsi sebagai alat control yang efektif. Hal itu sangat terkait erat dengan kualitas iman yang dimiliki. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW, iman bagaikan sebuah gelombang yang bisah pasang dan bias pula surut. Karena itu untuk menghasilkan kualitas iman yang baik, perlu diasah sehingga benar – benar berfungsi sebagai alat control yang mampu mengantarkan manusia menuju jalan yang lurus.
( Addinul Islam)
Rukun iman itu ada 6 yaitu
Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Rasulullah
Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Iman kepada Malaikat Allah
Iman kepada Qodlok dan Qodar
Iman kepada Hari kiamat
Dari itulah mari kita ingat siapa yang menciptakan kita, yang memberi nikmat, yang memberikan hidaya, rahmat, dan pertolangan kepada kita sekarang ini. Memang menurut kebiasaan, orang maumengingat atau baru ingat ke pada Allah bila ia mendapat kesusahan atau kesedihan dan apabila kesusahan itu telah lepas maka lupala ia kepada Allah.
Allah meningatkan kita untuk selalu mengingatnya dalam segala hal. Dalam firmannya :
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Al Ahzab: 41-43)
Dan firman Allah yang lain :
152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
[98] Maksudnya: aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
Dan kesimpulanya tertera pada surat Al Baqara ayat 1-5
1. Alif laam miim[10].
2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],
3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].
5. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[19].
[10] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
[13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
[14] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. percaya kepada yang ghjaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya.
[15] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[16] Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
[17] Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran yang diturunkan kepada Para rasul. Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul.
[18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. akhirat lawan dunia. kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
[19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya.